Senin, 14 Maret 2022

 

KAJIAN SENI

 

            Untuk mengkaji kesenian secara ilmiah, maka selalu digunakan berbagai teori dan metode.  Kajian‑kajian terhadap seni pertunjukan (pertunjukan budaya) telah lama dilakukan orang, terutama oleh para ahli budaya.

 

Seni dalam Kajian Estetika


            Dalam sejarah pengetahuan dan sains, studi terhadap unsur‑unsur  keindahan, dilakukan dalam disiplin yang disebut estetika (aesthetic) atau dalam bahasa Indonesia lazim disebut filsafat keindahan. Dalam peradaban Barat, estetika dimulai dari sumber‑sumber‑sumber budaya Yunani dan Romawi. Edward et al. (eds.) membagi sejarah perkembangan filsafat Barat, termasuk estetika ke dalam periode‑periode: Plato, yang pada prinsipnya memperbincangkan seni dan kerajinan (kriya), imitasi, keindahan, seni dan pengetahuan, dan seni serta moralitas. Aristoteles, yang memperbincangkan pengetahuan tentang penikmatan seni, imitasi, penikmatan keindahan, keuniversalan seni, serta katarsis. Filosof klasik yang lebih akhir, yang umumnya berminat dalam puisi dan masalah semantik. Di antaranya Zeno, Cleanthes, dan Chrysippus. Abad Pertengahan yang ditokohi oleh St. Agustinus dan Thomas Aquinas. Keduanya memisahkan unsur penikmatan dan hasil dari keindahan. Renaisans, yang berkembang pada abad ke‑15 dan 16. Pada saat ini dilakukan revivalisasi filsafat‑filsafat Plato, sehingga periode ini disebut juga dengan Neo‑Platonisme. Rasionalisme Cartesian pada Zaman Pencerahan; Empirisisme, Idealisme. Para Filosof Jerman yang ditokohi oleh Immanuel Kant. Romantisisme, yang menekankan kepada unsur ekspresi emosional. Serta Perkembangan Kontemporer (Edward et al. 1967: volume I dan 2).

 

Pendekatan Ilmiah dan Teori‑teori

 

            Ilmu pengetahuan (sains) adalah suatu disiplin yang mempunyai tahap‑tahap dan prosedur tertentu, yang sering disebut dengan pendekatan ilmiah. Di antaranya adalah: rasionalisme, empirisme, determinisme, hipotesis dan pembuktian, asumsi, pengamatan, penelitian, dan lainnya (Lihat Denzin dan Lincoln 1995).

 

 Teori Evolusi

 

            Selain itu dalam seni dipergunakan pula teori evolusi. Pada dasamya. teori evolusi menyatakan bahwa unsur kebudayaan berkembang sejalan dengan perkembangan ruang dan waktu, dari yang berbentuk sederhana menjadi lebih. kompleks. Teori ini dalam kesenian banyak digunakan untuk mengkaji sejarah seni. Misalnya seperti yang dilakukan oleh Wan Abdul Kadir dari Malaysia dalam tulisannya. yang bedudul Budaya Popular dalam Masyarakat Melayu Bandaran (1988), yang mengkaji perkembangan kebudayaan Melayu dari masa kerajaan Melayu Melaka sampai akhir Perang Dunia Kedua‑‑yaitu. terdiri dari masa Kerajaan Melayu Melaka 1400‑an berkembang ke masa pendudukan Pulau Pinang oleh Inggris tahun 1786, pembukaan Singapura 1819, Pemerintahan Kolonial sampai 1874, 1880‑an pertumbuhan teater bangsawan, 1908 film, 1914 piringan hitam, 1930 film Melayu, dan 1930‑an radio. Wan Abdul Kadir melihat perkembangan budaya masyarakat Melayu dari yang sederhana ke yang lebih kompleks dalam batasan waktu tahun 1400‑an sampai pertengahan abad ke‑20 dan berdasarkan penemuan teknologi baru.

 


 Teori Difusi

 

            Teori difusi juga dipergunakan dalam mengkaji seni. Pada prinsipnya, teori ini mengemukakan bahwa suatu kebudayaan dapat menyebar ke kebudayaan lain melalui kontak budaya. Karena teori ini berpijak pada alasan adanya suatu sumber budaya, maka ia sering ~isebut juga dengan teori monogenesis (lahir dari suatau kebudayaan). Lawannya adalah teori poligenesis, yang menyatakan bahwa beberapa kebudayaan mungkin saja memiliki persamaan‑persamaan baik ide, aktivitas, maupun benda. Tetapi sejumlah persamaan itu bukanlah menjadi alasan adanya satu sumber kebudayaan. Bisa saja persamaan itu muncul secara kebetulan, karena ada unsur universal dalam diri manusia. Misalnya bentuk dayung perahu hampir sama di mana‑mana di dunia ini. Namun itu tidak berarti bahwa ada satu sumber budaya pembentuk dayung perahu. Teori ini banyak dipergunakan oleh para pengkaji seni yang mencoba mencari adanya sebuah sumber budaya. Dalam kajian seni, misalnya sebagian besar peneliti percaya bahwa zapin berasal dari Yaman. Hal ini didukung oleh fakta‑fakta sejarah dan persebaran kesenian ini ke berbagai kawasan di Nusantara.

 

 

 

Sumber :

http://studentsrepo.um.edu.my/5395/3/BAB_3.pdf

 

https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/BIOL431702-M1.pdf

 

https://www.researchgate.net/profile/Muhammad-Takari/publication/295906330_ARKEOMUSIKOLOGIPERTUNJUKAN_DI_NUSANTARA/links/56cfc0aa08ae4d8d649fca8f/ARKEOMUSIKOLOGIPERTUNJUKAN-DI-NUSANTARA.pdf

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Desain Digital Pada Chanel Youtube MiawAug Yang Dikaji Dengan Teori Semiotika

1.       Apa Itu Desain Digital? Secara sederhana, Desain digital adalah jenis komunikasi visual yang menyajikan informasi atau produk ata...